Posted by : sc-oneboy
Sabtu, 05 Oktober 2013
KEDIRI - Babak peyisihan Gadis Batik School Contest VII malam ini
(5/10) diwarnai dengan banyak hal menarik. Para peserta yang terdiri dari para
pelajar mulai dari tingkat SMP hingga SMA masing – masing tak mau kalah
menunjukan kemampuan mereka diatas catwalk. Event yang diikuti oleh 58 peserta
yang terdiri dari gadis–gadis cantik yang berstatus pelajar se–eks Karesidenan Kediri ini terasa
sangat meriah karena diwarnai dengan begitu banyak hal yang tak terduga,
contohya saat berlangsungnya sesi tanya jawab. Salah seoerang peserta terlihat
diam mematung saat mendapat pertayaan dari dewan juri, ada juga yang gugup dan
kebingungan, bahkan hingga meneteskan air mata.
Tidak hanya sebatas itu, kejutan lain pun juga diberikan para peserta pada babak penyisihan Gadis Batik School Contest VII ini. Salah seorang peserta dengan nomor urut 11, Laksmi Palupi juga memberikan sebuah kejutan tak terduga. Laksmi, salah seorang peserta dari SMPLB kota Kediri yang ternyata menyandang status tuna rungu dan tuna wicara mampu tampil secara apik pada malam penyisihan Gadis Batik School Contest VII kali ini. Meskipun sempat terjadi kendala dalam mempresetasikan batik yang ia kenakan, nyatanya Laksmi tetap mampu memukau penonton dengan kemampuannya berlenggak–lenggok diatas catwalk. Sang ibu, Ekowati mengaku bahwa Laksmi memang sudah tak asing lagi di dunia modelling. Beliau menuturkan bahwa Laksmi sudah sering menjuarai kontes–kontes serupa. Busana yang ia kenakan juga tak kalah mengundang decak kagum. Batik yang membalut tubuhnya adalah batik eksklusif yang baru diproduksi sebayak satu unit saja. Batik yang dikenakan Laksmi Palupi ini menggambarkan ikon di Kota Kediri, yaitu simpang lima yang menjadi pintu gerbang menuju objek – objek wisata kota kediri.
Meskipun sempat diwarnai dengan beberapa kendala seperti molornya acara dari waktu yang telah ditentukan dan sempat diisi dengan didiskualifikasinya 3 peserta yang tidak datang, namun proses penjurian tetap berlangsung secara kondusif. Perlu diketahui, para juri yang memberikan penilain pada School Contest VII ini memang sudah berpengalaman pada bidangnya. Salah seorang peserta Denia Itan dari SMAN 3 Nganjuk mengaku bahwa dia sudah satu minggu menyiapkan diri untuk acara ini. “Iya, dari sekitar keseluruhan 58 peserta akan diambil 10 peserta terbaik untuk maju di babak Final Party“ akunya. Denia mengaku bahwa dia memang sudah beberapa kali mengikuti perlombaan serupa. “Untuk makeup hari ini ya kira – kira memakan waktu sekitar satu jam“ imbuhnya. Dia juga berpesan untuk para remaja supaya melestarikan budaya batik.
Tidak hanya sebatas itu, kejutan lain pun juga diberikan para peserta pada babak penyisihan Gadis Batik School Contest VII ini. Salah seorang peserta dengan nomor urut 11, Laksmi Palupi juga memberikan sebuah kejutan tak terduga. Laksmi, salah seorang peserta dari SMPLB kota Kediri yang ternyata menyandang status tuna rungu dan tuna wicara mampu tampil secara apik pada malam penyisihan Gadis Batik School Contest VII kali ini. Meskipun sempat terjadi kendala dalam mempresetasikan batik yang ia kenakan, nyatanya Laksmi tetap mampu memukau penonton dengan kemampuannya berlenggak–lenggok diatas catwalk. Sang ibu, Ekowati mengaku bahwa Laksmi memang sudah tak asing lagi di dunia modelling. Beliau menuturkan bahwa Laksmi sudah sering menjuarai kontes–kontes serupa. Busana yang ia kenakan juga tak kalah mengundang decak kagum. Batik yang membalut tubuhnya adalah batik eksklusif yang baru diproduksi sebayak satu unit saja. Batik yang dikenakan Laksmi Palupi ini menggambarkan ikon di Kota Kediri, yaitu simpang lima yang menjadi pintu gerbang menuju objek – objek wisata kota kediri.
Meskipun sempat diwarnai dengan beberapa kendala seperti molornya acara dari waktu yang telah ditentukan dan sempat diisi dengan didiskualifikasinya 3 peserta yang tidak datang, namun proses penjurian tetap berlangsung secara kondusif. Perlu diketahui, para juri yang memberikan penilain pada School Contest VII ini memang sudah berpengalaman pada bidangnya. Salah seorang peserta Denia Itan dari SMAN 3 Nganjuk mengaku bahwa dia sudah satu minggu menyiapkan diri untuk acara ini. “Iya, dari sekitar keseluruhan 58 peserta akan diambil 10 peserta terbaik untuk maju di babak Final Party“ akunya. Denia mengaku bahwa dia memang sudah beberapa kali mengikuti perlombaan serupa. “Untuk makeup hari ini ya kira – kira memakan waktu sekitar satu jam“ imbuhnya. Dia juga berpesan untuk para remaja supaya melestarikan budaya batik.
Related Posts :
- Back to Home »
- Gadis Batik 2013 , Hari Kedua »
- Cantiknya Gadis Batik di School Contest VII